Tempat Belajar Public Speaking dan Leadership Online

Cara Menggunakan Teknik Modeling Dalam Public Speaking

Cara Menggunakan Teknik Modeling Dalam Public Speaking. Pengertian modeling adalah teknik meniru atau memodel orang lain yakni tokoh yang dikagumi/diidolakan. Setiap orang yang sukses –idola katakanlah– pasti memiliki sebuah pola tindakan (pattern) yang bisa ditiru atau diduplikasi oleh orang lain.

Seorang petenis unggulan misalnya, ia memiliki pola tindakan (pattern) baku yang dapat dipelajari oleh orang lain. Tindakan terpola itu misalnya: dimulai latihan-latihan rutin sebelum bertanding, persiapan di lapangan, cara serve yang bagus, cara menangkis bola lawan, hingga cara menyemes yang mematikan. Tahapan seperti itu dapat dikodifikasikan (ditulis) secara jelas sehingga dapat dipelajari oleh orang lain.

Demikian halnya dengan seorang tokoh bisnis terkenal. Ia memiliki pola tindakan yang dapat ditiru. Misalnya, dari bagaimana ia mengawali bisnisnya, kiat mengembangkan usahanya, dan bagamana sikapnya pada saat ia gagal dan bangkit lagi, hingga kiat-kiat pemasarannya.

Semua aktifitas itu dapat dipolakan dan dapat ditiru. Prinsip dasar NLP-nya adalah: “Kalau orang lain bisa, saya pun bisa”. Mempelajari cara yang sudah terbukti efektif merupakan salah satu cara belajar efektif pula. Belajar atau memodel orang yang sudah terbukti sukses, maka kemungkinan suksesnya juga besar.

Pola tindakan yang sudah dikodifikasikan (ditulis urutannnya) merupakan sebuah peta atau jalan yang sudah terbukti dapat mengantarkan sang juara/sang idola menuju kesuksesan. Peta itu tentunya, dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin mengikuti jejak sang idola. Metaforanya, seorang pendaki gunung cenderung mencari jalan setapak yang sudah dirintis pendahunya kalau tidak ingin sesat jurang.

Anggap saja tindakan terpola itu adalah sebuah teori yang sudah teruji. Minimal oleh dirinya. Teori tersebut tinggal digunakan oleh siapa saja yang ingin menjadi juara seperti sang idolanya.

Cara Menggunakan Teknik Modeling Dalam Public Speaking

Disosiasi dan Asosiasi

Hal yang sangat terkait dengan memodel pola tindakan orang lain adalah disosiasi dan asosiasi. Disosiasi adalah melihat atau membayangkan sebuah objek atau kejadian tanpa ikut merasakan. Pokoknya mati rasa. Indera yang digunakan hanya sebatas mata dan pikiran kognitif saja.

Ada jarak tertentu dari sebuah objek atau kejadian dengan diri Anda, sehingga Anda dapat melihat secara jelas dan detail tetapi tanpa melibatkan emosi Anda. Contoh lihatlah sebuah adegan sinetron secara jelas alur ceritanya tapi lihatlah apa adanya tanpa melibatkan emosi.

Apabila Anda memiliki pengalaman kehujanan misalnya, lihatlah atau bayangkanlah kejadian itu tanpa harus ikut terlibat emosinya. Jadi meskipun Anda punya pengalaman –dalam kejadian itu—tubuh sampai menggigil kedinginan, tetap tahan jangan sampai emosi Anda terlibat. Bahkan walaupun Anda kedinginan, menggigil, sampai menangis, tahan jangan sampai terhanyut. Lihatlah apa adanya tanpa kertlibatan emosi.

Sebaliknya, asosiasi adalah melihat atau membayangkan sebuah kejadian sekaligus ikut merasakan. Jika pada disosiasi Anda perlu mati rasa, sebaliknya dalam asosiasi harus mengaktifkan emosi/rasa seolah sebuah kejadian benar-benar hadir kembali. Semisal Anda sedang membayangkan pengalaman kehujanan tadi, Anda harus benar-benar melibatkan emosinnya. Apabila pengalaman itu adalah menggigil kedinginan Anda harus secara ikhlas kembali merasakannya.

Dua konsep ini, disosiasi dan asosiasi, merupakan salah satu konsep penting dalam dunia NLP khususnya modeling. Disosiasi merupakan piranti untuk melihat sebuah objek/kejadian tanpa melibatkan emosi agar objek dapat dilihat secara jelas dan objektif.

Artinya, apabila Anda melihat figur seorang tokoh/idola –katakanlah seorang petenis unggulan—Anda akan melihatnya secara jelas tidak saja fisiknya tetapi juga pola tindakkannya. Dengan disosiasi pula Anda mendapatkan “peta pikiran” sang idola. Peta itu, paling tidak, telah membatu Anda untuk menjadi sekualitas dia. Demikian pula dalam hal bisnis, ketika Anda melihat dengan jelas pola pikiran dan pola perilakunya, ini akan membantu Anda untuk sukses bisnis.

Namun perlu dicatat bahwa tahap disosiasi seperti tersebut diatas, adalah baru tahap diterimanya pola tindakan orang lain (idola) pada level permukaan saja atau pikiran sadar (kognitif saja). Ingat bahwa pada level ini baru 12 persen pengaruhnya terhadap perilaku Anda. Anda baru tahu, tetapi belum tentu Anda mau melaksanankan tindakan seperti idola Anda.

Agar pola tindakan atau peta pikiran sang idola benar-benar menginternal/merasuk ke dalam diri (baca installing program baru), maka Anda harus menjalani tahap asosiasi. Tahap ini adalah tahap Anda merasakan, tahap memasukan pengalaman orang lain ke dalam pikiran bawah sadar melalui asosiasi. Pada tahap ini pula Anda mencoba merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain (idola). Rasakan kesuksesannya, yakni seandainya Anda sesukses dia.

Tahap asosiasi adalah tahap “membuka” pintu pikiran bawah sadar untuk menerima pengalaman atau pola tindakan orang lain (idola). Begitu pikiran bawah sadar Anda merespon, merenima dan menghayatinya, disitulah proses installing program pikiran terjadi.

Cara Menggunakan Teknik Modeling Dalam Public Speaking Rating: 4.5 Diposkan Oleh: SAI

0 comments:

Post a Comment