Definisi Psikologi Perkembangan
Problem yang dirumuskan di atas, kiranya problem yang paling tua dalam psikologi perkembangan. Seperti dalam pengupasan hal-hal lain, hal yang bersifat hakikat adalah hal-hal yang menarik perhatian minat para ahli psikologi pada waktu yang lampau.Kalau kita teliti, maka akan nyata bahwa jawaban para ahli terhadap pertanyaan apakah perkembangan itu adalah bermacam-macam. Akan tetapi walau bagaimanapun berbeda perumusan mengenai jawaban terhadap pertanyaan tersebut, namun semua yang pernah mencoba menjawab pertanyaan di atas mengakui bahwa perkembangan itu adalah perubahan.
Memang hal yang hakiki dalam perkembangan itu adalah perubahan, dan hal ini telah beberapa kali disebutkan pada pembicaraan-pembicaraan di muka. Perkembangan itu adalah perubahan, perubahan ke arah yang lebih maju, lebih dewasa. Secara teknis, perubahan itu biasanya diberi nama proses. Jadi secara garis besarnya para ahli sependapat bahwa perkembangan itu adalah suatu proses.
Akan tetapi, kalau kita maju selangkah lagi, dengan mempersoalkan proses apa, maka jawaban yang kita peroleh adalah bermacam-macam pula, baik jawaban itu dinyatakan secara eksplisit maupun implisit terdapat dalam pengupasannya mengenai perkembangan itu. Konsepsi yang berbeda-beda itu pada garis besarnya dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu :
- Aliran asosiasi dengan segala variasinya
- Aliran Gestalt dan Nep-Gestalt dengan segala variasinya
- Aliran sosiologisme dengan segala variasinya.
Konsepsi-konsepsi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Aliran Asosiasi
Aliran ini berpendapat bahwa hakikat perkembangan adalah proses asosiasi[1]. Menurut aliran ini hal yang primer adalah bagian-bagian, sedangkan keseluruhan adalah sekunder. Bagian-bagian ada terlebih dahulu dan keseluruhan terbentuk dan timbul dari bagian-bagian itu. Jadi keseluruhan timbul dari bagian-bagian itu. Bagian-bagian itu terikat oleh asosiasi menjadi keseluruhan.Pendapat yang menggambarkan proses terbentuknya pengertian di atas sebenarnya bukanlah barang baru, hal itu telah kita dapati pada ahli-ahli filsafat pada zaman Yunani kuno, seperti Democritos, Epicurus, dan Aristoteles. Akan tetapi tokoh-tokoh psikologi asosiasi yang sebenarnya kebanyakan berasal dari Inggris, seperti Hobbes, Hartley, James Mill, John Locke dan Spencer.
Di antara tokoh-tokoh tersebut yang sangat terkenal adalah John Locke. Locke berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri.
Dalam hal ini Locke membedakan antara dua macam pengalaman, yaitu :
- a. Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera yang menimbulkan sensation
- b. Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri yang dicapai dengan apa yang oleh Locke disebut Internal sense, pengalaman dalam ini menimbulkan reflexions.
Keda macam kesan itu yaitu sensations dan reflections merupakan pengertian-pengertian yang sederhana (simple ideas) yang kemudian dengan asosiasi membentuk pengertian-pengertian yang lebih komplek.
Aliran asosiasi kini tinggal ada dalam sejarah. Akan tetapi pengaruhnya masih tetap ada terutama dalam lapangan pendidikan dan pengajaran. Metode mengajar membaca dan menulis secara sintetis, metode mengajar menggambar secara sintetis belum lama ditinggalkan orng atau mungkin malah masih ada yang mengikuti metode-metode tersebut. Dasar psikologinya adalah psikologi asosiasi.
Aliran Koneksionisme, Behaviorisme dan Favionisme
Suatu bentuk dari variasi aliran asosiasi yang biasanya diberi nama aliran neo-asosiasi kita dapatkan pada aliran koneksionisme, behaviorisme dan favionisme.Aliran koneksionisme yang didirikan oleh Thorndike beranggapan bahwa tingkah laku itu tersusun dari kebiasaan-kebiasaan sebagai unsur-unsurnya yang sederhana. Apa yang terbentuk dalam perkembangan dan belajarnya individu adalah kebiasaan-kebiasaan itu, dan dari kebiasaan-kebiasaan itulah tersusun tingkah laku yang kompleks.
Aliran behaviorisme yang dirintis oleh J. B. Watson dan Paylevianisme yang didirikan oleh Favlov berpandangan bahwa tingkah laku yang kompleks itu terdiri dari unsur-unsur tingkah laku yang sederhana, yaitu refleks-refleks. Refleks-refleks itu ada 2 macam, yaitu refleks wajar yang dibawa sejak lahir dan refleks bersyarat yang terbentuk karena latihan dan pengalaman.
Dalam perkembangan apa yang terbentuk adalah refleks-refleks bersyarat itu, yang merupakan unsur pembentuk dari tingkah laku. Jadi tingkah laku yang kompleks itu dianggap tersusun dari unsur-unsur yang lebih sederhana, yaitu refleks-refleks, dan refleks-refleks itu yang terbentuk selama perkembangan individu.
2. Teori Gestalt dan Neo-Gestalt
Mengemukakan konsepsi yang berlawanan dengan konsepsi asosisasi.Teori ini berpendapat bahwa perkembangan iutu adalah proses diferensiasi. Dalam proses tersebut, yang primer adalah adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian menduduki tempat yang sekunder. Bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain, keseluruhan ada terlebih dahulu, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya.
Perintis langsung aliran ini adalah Christian Von Ehrenfels dengan karyanya yang berjudul “Usber Gestalt Qualitaten” (1690). Yang dikenal sebagai pendiri aliran ini adlah Wertheimer. Eksperimen-eksperimen Wertheimer mengenai scheinbewegung (gerak semuI memberikan kesimpulan bahwa pengamatan mengandung hal yang melebihi jumlah unsur-unsurnya. Ini adalah gejala Gestalt.
Pokok pikiran aliran ini adalah :
a. Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya
b. Gestalt timbul lebih dahulu dari pada bagian-bagiannya.
Aliran ini menerangkan proses terbentuknya pengertian pada anak-anak juga berlawanan dengan aliran asosiasi. Mula-mula anak mengenal dunia luar secara sama, kemudian obyek-obyek mulai jelas bentuknya, lebih jauh dia dapat membedakan obyek bergerak dan obyek tidak bergerak. Selanjutnya dia akan bisa membedakan manusia dengan manusia, dan di antara manusia itu ada yang dikenalnya sebagai ayah, ibu, kakak dst.
Perkembangan fungsi motorik juga melalui proses diferensiasi. Mula-mula gerakan-gerakan anak bayi beruapa gerakan tidak menentu, kemudian ada gerak yang bersifat spontan dan reaktif. Dari gerakan itu kemudian berkembang ada gerakan positif dan gerakan negatif.
[1] R. Muller, De Voornaamsierichtingen in de hedendaagsche psychologie, Erven J. Bijleveld, Utrecht, 1949
0 comments:
Post a Comment