Tahun baru, resolusi baru, semangat
baru dan sekarang (7/1/2014) sudah tujuh hari kita lalui di tahun
ini. Kira-kira hal baru apa saja yang bakal terjadi di tahun 2014?
Presiden baru? Sudah pasti akan terjadi antara bulan Juli-Oktober
tahun ini. Pacar baru? Boleh-boleh saja asalkan sudah beres dengan
yang sebelumnya. Pekerjaan baru? Nah, seru nih! Dan memang saya
jadikan topik pembahasan dalam tulisan kali ini.
Banyak alasan pindah kerja, tapi kalo
boleh jujur faktor “U” alias uang memang paling dominan.
Teramasuk di dalamnya alasan dengan judul yang berbeda tapi bermakna
sama misalnya: mencari tantangan baru (baca:duit), atau menimba
pengalaman dari tempat lain (baca: lagi-lagi duit).
Pilihan untuk pindah kerja adalah
keputusan pribadi. Sah-sah saja asalkan dijalankan dengan alasan yang
tepat. Dan saya tegaskan disini, UANG BUKAN ALASAN TEPAT UNTUK PINDAH
KERJA, terlebih jika secara sadar atau tidak uang dijadikan
satu-satunya alasan pindah kerja.. dan bekerja. Sungguh menyedihkan.
Apakah Anda mau pindah kerja dengan bayaran lebih kecil dari gaji
sekarang? Atau jika ditanyakan dalam bentuk berbeda: “Apakah
Anda bersedia pindah tanpa mengetahui gaji yang akan Anda terima?”
Bisa jadi dua pertanyaan ini terkesan aneh dan bodoh. Tapi jika
jawaban Anda “tidak” untuk keduanya, bisa dipastikan urusan
uang/duit/gaji masih mendominasi keputusan Anda pindah kerja. Sebelum
saya dituduh sebagai penyebar ajaran sesat antiuang, mudah-mudahan
Anda akan tuntas membaca tulisan ini dengan bersedia mengkaji
argumen-argumen yang saya ajukan.
Everyone looks for shortcuts, but
there are no shortcuts. Kelaziman pindah kerja semata karena uang
akan berakibat buruk pada proses tumbuh kembang Anda sebagai pribadi
dan profesional. Lebih mengkhawatirkan lagi, kelaziman ini sudah,
masih, dan bisa jadi akan terus memicu orientasi jangka (sangat)
pendek dengan mengorbankan pertimbangan jangka panjang pada
organisasi, industri, dan ekonomi Indonesia. Nah, lho!
Kepemimpinan Diri Dalam Perspektif Pekerjaan |
400.000 university graduates are
unemployed in 2013. sungguh tragis melihat kekurangan calon-calon
pemimpin pada berbagai level manajerial dengan kompeten leadership skills, sementara pada saat yang sama
terdapat kurang lebih 400.000 sarjana menganggur pada 2013. Kajian
BCG ini pernah diangkat dalam tulisan seorang Penulis dan Motivator
bernama Rene Suhardono akan tetapi banyak komentar dan tanggapan yang
masih jauh dari memadai bahkan untuk sekedar memulai forum diskusi
yang konstruktif.
Money will complicate even the
simplest matter. Masih banyak organisasi membajak profesional
dari berbagai level tanpa mempertimbangkan kebutuhan untuk
menumbuhkembangkan calon-calon pemimpin yang memiliki kompeten leadership skills dari dalam. Masih terlalu
dominan pemimpin perusahaan yang sekedar melihat manusia sebagai
sumber daya tanpa mempedulikan keharusan untuk memanusiakan manusia.
Tidak heran uang menjadi satu-satunya bahan diskusi dalam interaksi
organisasi dan individu.
Kembalikan fungsi uang sebagai alat,
bukan tujuan. Jika Anda memilih pilihan kerja, pastikan bukan karena
duit. Percayalah, tidak ada kata cukup untuk uang, dan kenaikan gaji
yang tidak diimbangi peningkatan kemampuan hanya akan berujung pada
kekecewaan. Mau pindah kerja? Silahkan saja. Focus in where you
are going as much as what you are doing. When you leave your job,
what will you have to show for it ?
0 comments:
Post a Comment